Senin, 06 Mei 2013

Seputar Tentang SUNAN MURIA




 oke! dipost ketiga ini saya akan menjelaskan tentang SUNAN MURIA. Apa aja sih? ayo langsung liat !! aye aye.......



Sunan Muria dilahirkan dengan nama Raden Umar Said atau Raden Said. Menurut beberapa riwayat, dia adalah putra dari Sunan Kalijaga yang menikah dengan Dewi Soejinah, putri Sunan Ngudung. Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung (Gunung Muria), yang terletak di sebelah utara kota Kudus, Jawa Tengah, tempat dia dimakamkan.

Ia putra Dewi Saroh - adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana Ishak, dengan Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Nama Muria diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke utara kota Kudus. Gaya berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya,
Sunan Kalijaga. Namun berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam.

Bergaul dengan rakyat jelata, sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut adalah kesukaannya. Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak (1518-1530), Ia dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya pun selalu dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu hasil dakwahnya lewat seni adalah lagu Sinom dan Kinanti.

lalu.....

Sunan muria, adalah sebagian juga dari Walisongo, beliu bernama asli Raden Umar said, konon mnurut kisah beliu putra dari Sunan kalijogo.

Raden Umar said, mempunyai cara yang unik untuk menyebarkan agama Islam dipulau jawa kususnya daerah utara Kudus, lebih tepatnya disekitar lereng gunung Muria, sehingga beliu dijuluki dengan sebutan Sunan Muria.

Sunan Muria atau Raden Umar said, cara menyebarkan Islam denagn pendekatan kemasyarakat jelata, baik dengan cara bercocok tanam, dan lainnya, hampir mirip dengan sang ayah sunan kalijaga, namun beliu lebih suka tinggal dipedalaman yang jauh dari perkotaan, beliu dikenal dengan kelembutannya untuk mensiarkan islam, sehingga banyak masyarakat daerah sekitar menyukai cara beliu berdakwah.

Sangat patut untuk kita contoh sebagai umat muslim dan sebagai warga negara kesatuan Indonesia, bahwa kita harus mengutamakan kelembutan untuk menyikapi adanya perbed
aan agama, pendapat suku ras golongan dan lainnya, agar supaya tercipta kehidupan yang aman nyaman dan seakan tidak terancam.

 MUST LOOK THIS TOO!! 

Jejak Dakwah Sunan Muria dan Sunan Kudus

ImageMakam Sunan Muria di puncak Bukit Muria, Desa Colo, Kudus Jawa Tengah bisa dicapai melalui jalan berkelok sepanjang 18 kilometer dari kota Kudus. Sesampainya di komplek makam, pengunjung harus menaiki ratusan anak tangga. Konon jika peziarah mampu menghitung jumlah anak tangga pada saat naik sama dengan jumlahnya saat turun diyakini akan mendapat berkah.
Di sepanjang anak tangga banyak dijual beragam souvenir, jajanan, maupun botol kosong sebagai tempat membawa air gentong peninggalan Sunan Muria. Bila beruntung peziarah berkesempatan masuk ke makam Sunan Muria. Ini adalah kesempatan langka karena dalam waktu 35 hari hanya ada 4 hari yang dapat dimasuki peziarah.

Banyak peninggalan Sunan Muria yang dapat dijumpai di antaranya bangunan masjid beratap Joglo tingkat tiga, beratap kayu sirap, yang pada tahun 2000 dijadikan peninggalan cagar budaya. Pengunjung juga dapat menikmati bahan bangunan lama seperti mingrhrab atau tempat imam sholat, pondasi empat soko masjid atau umpak, juga sebuah bedug yang dibuat tahun 1834, serta gentong air. Pengunjung banyak yang mengambil air yang mengalir dari mata air Ngelaren.

 
Jadi gimana? mungkin POST saya ini bisa membantu kalian yg membaca, jngn lupa komen aye aye yaakk!! :3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar